SELAMAT DATANG DI LIFE STYLE.com

Minggu, 03 Oktober 2010

Transkultural Nursing Research

Transkultural Nursing Research adalah teori berdasarkan disiplin humanistik, yang dirancang untuk melayani individu, organisasi, masyarakat, dan masyarakat. Manusia perawatan/kepedulian didefinisikan dalam konteks budaya. Budaya peduli kompeten hanya dapat terjadi ketika nilai-nilai budaya perawatan dikenal dan melayani sebagai dasar untuk perawatan yang berarti. Misi Transkultural Nursing Research adalah untuk meningkatkan kualitas budaya kongruen, kompeten, dan adil peduli bahwa hasil dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan orang di seluruh dunia. Visi Transkultural Nursing Research berusaha untuk memberikan perawat dan perawatan kesehatan profesional lainnya dengan basis pengetahuan yang diperlukan untuk memastikan kompetensi dalam praktek budaya, pendidikan, penelitian, dan administrasi.
Tujuan Transkultural Nursing
• Untuk memajukan kompetensi budaya untuk perawat di seluruh dunia
• Untuk memajukan beasiswa (pengetahuan substantif) dari disiplin
• Untuk mengembangkan strategi untuk advokasi perubahan sosial budaya yang kompeten untuk perawatan
• Untuk mempromosikan non-profit korporasi keuangan suara
Latar Belakang
Seorang perawat kesehatan adalah petugas kesehatan yang mempunyai peran dominan dalam membantu pasien sembuh dari penyakit yang dideritanya. Seorang perawat sebagai ujung tombak pelayanan di rumah sakit, sebagai aktor yang langsung berhadapan dengan pasien dalam waktu yang lama. Kondisi yang seperti itu menuntut totalitas seo-rang perawat dalam menjalankan fungsinya. Profesionalitas menjadi tuntutan yang harus selalu ditingkatkan. Profesionalitas akan terus tumbuh dan berkembang bila seorang pera wat mempunyai kemauan untuk mengembangkan berbagai pengetahuan yang berhubungan dengan profesi keperawatan. Profesi keperawatan bersifat multikausal dan multidisiplin. Seorang perawat kesehatan harus mampu membuat konfigurasi berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan dengan fakta real yang pada setiap pasien yang mempunya kasus, latar belakang berbeda-beda (multikausal).
Model pendekatan yang harus selalu diingat oleh seorang perawat kesehatan pada saat melalukan intervensi adalah model pemenuhan harapan pasien. Pemenuhan harapan pasien akan dapat dipenuhi bila seorang selalu mengacu pada kebutuhan yang te hirarkisnya telah dibuat oleh Maslow. Pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pasien tidak dapat dilepaskan dengan field of experience (pengalaman masa lampau hidupnya) yang sangat dipengaruhi oleh internalisasi nilai-nilai budaya yang sudah menyatu dalam diri pasien. Nilai-nilai budaya berifat kompleks, karena setiap manusia yang menjadi pasien mempunyai latar belakang, lingkungan hidup, pengalaman hidup, tidak sama. Perkem-bangan IPTEK mempunyai dampak dalam dinamika nilai-nilai budaya, yang mempenga ruhi paradigma seseorang terhadap persepsi sesuatu yang dihadapinya. Realitas yang se perti itu menuntut seorang perawat yang selalu berhadapan dengan pasien harus banyak memahami model pemenuhan harapan pasien bukan hanya dari sisi metode pelayanan klinis teknis keperawatan namun pendekatan nilai-nilai budaya yang beraneka ragam yang men jadi milik pasien harus dimengerti dan difahami , agar harapan pasien sebagai manusia dapat dipenuhi secara komprehensif dan holistik. Pelayanan perawatan akan masuk dalam katagori berkwalitas bila tindakan layanan yang dilakukan oleh seorang tanaga perawatan dilandasi pada standard keperawatan yang mampu memenuhi harapan pasien
Pengertian Transkultural
Bila kita tinjau dari makna kata, transkultural berasal dari kata trans dan culture. trans berarti alur perpindahan, jalan lintas, atau pengubung sedangkan cultural berarti budaya, transcultural dapat diartikan lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lain. Leininger (1991) , mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya (nilai budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien / klien. Croos, T., Bazron, B., Dennis, K., and Isaacs, M (1989) memberikan acuan li-ma (5) element budaya yang perlu diketahui dan mampu diimplemetasikan oleh seorang perawat dalam intervensi keperawatan yakni :
1. menilai keanekaragaman budaya
2. mempunyai kapasitas untuk meng-assessment budaya
3. menjadari bahwa budaya bersifat dinamis dan inherent dalam ketika terjadi interaksi budaya
4. mempunyai pengetahuan budaya yang sudah dilembagakan
5. mempunyai adaptasi yang terus menerus dikembangkan dalam upaya merefleksikan dan memamahami keanekaragaman budaya.
Kelima element di atas hendaknya akan selalu diwujudkan pada setiap langkah,perilaku layanan kepada pasien/klien baik di rumah sakit maupun di masyarakat. Dengan kata lain seorang perawat kesehatan harus mampu mewujudkan peran/fungsi seorang pe rawat mulai dari tingkat pelaksana, pengelola, pendidik sampai pada peneliti. Karena seti ap perwujudan peran seorang perawat akan selalu berinteraksi dengan manusia/klien. Meyer CR, (1996) bahkan memberikan tuntutan empat hal yang harus di punyai seorang perawat sebagai provider dalam mengimplementasikan kompetensi asuhan keperawatan yakni, 1). mempunyai kapabelitas menghadapi tantangan langsung perbedaan klinis dari klien yang berbeda suku dan ras, 2). mempunyai kemampuan komunikasi dalam mengha dapi klien yang beraneka ragam latar belakang, 3). mempunyai kapabelitas dalam bidang ethics, 4). mempunyai kapebelitas menumbuhkan kepercayaan. Belajar terus menerus merupakan salam satu hal yang harus menjadi milik seorang per-wat kesehatan. Transcultural Nursing Knowledge akan menjadi milik seorang perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan bila dirinya terus dikembangkan dan mempunyai motivasi tinggi untuk terus melakukan evaluasi pada setiap intervensi pada klien / pasien. Hal yang harus diingat bahwa trasncultural akan selalu terjadi pada setiap intervention nursing dan sifatnya dinamis.
Lintas Budaya dalam Perawatan dan Pendidikan Tenaga Perawatan
Selama tiga dekade terakhir, tenaga keperawatan harus mengembangkan, meningkatkan pengetahuan / ilmunya, karena tuntutan klien dari hari kehari semakin kompleks, profesionalitas tenaga perawatan terus menerus harus ditingkatkan kwalitas-nya bila profesi keperawatan mengharapkan tidak ditinggal atau diabaikan oleh masyara-kat dan atau oleh profesi kesehatan lain. Era global tidak pernah akan dapat dihindari oleh siapapun termasuk profesi kepe rawatan. Pertukaran informasi begitu cepat, sarana transportasi semakin mobil, kemajuan iptek terus melaju, ini semua akan sangat mempercepat transcultural process dalam setiap profesi, termasuk profesi perawat. Pendidikan tenaga perawatan mau tidak mau, senang maupun tidak senang harus membekali peserta didiknya tentang asuhan keperawatan yang adekuat dengan nilai-nilai kultur yang menjadi milik klien / pasien, selain management keperawatan yang harus men jadi acuan dalam setiap intervensi. Pada dewasa ini (era global), nilai-nilai kultural menjadi suatu yang urgent.dalam setiap tindakan perawatan. Tantangan yang signifikan bagi profesi keperawatan pada abad duapuluh satu, berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Ryan dan kawan-kawan di Amerika Serikat tentang transcultural nursing menghasilkan rekomendasi :
1. Tenaga perawatan harus mengerti, memahami transcultural nursing
2. Transcultural nursing sebagai kesatuan integral dalam setiap intervensi, setiap tenaga paramedis diharapkan mempunyai kompetensi.
3. Setiap lembaga pendidikan tenaga paramedis hendaknya memberikan kompe tensi transcultural nursing kepada mahasiswa/i,
4. Pengetahuan dan Penelitian tentang transcultural nursing terus menerus dilakukan dalam praktik/pelayanan.
5. Di lahan praktik / pelayanan perlu adanya pendamping yang mengerti dan mengerti transcultural nursing.\
Leininger dan McFarland, mengatakan bahwa pada tahun 2015, semua tenaga parmedis (perawat) sudah siap secara adekuat pada setiap tindakan keperawatan antara pengetahuan / konsep keperawatan dengan nilai-nilai lintas budaya pada setiap pasien/klien yang dilayaninya, karena tantangan lintas nilai-nilai budaya pada milenium ketiga akan sangat berpengaruhi terhadap keberhasilan, kwalitas pelayanan/intervensi kepada pasien/klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar