SELAMAT DATANG DI LIFE STYLE.com

Sabtu, 26 Juni 2010

TRANSKULTURAL NURSING

Konsep dasar transkultural keperawatan
1. Budaya adalah norma atau tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta member petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang individu yang mungkin kembali lagi.
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu untuk kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia.
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya, pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbale balik diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarah untuk membimbing, medukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada kenyataan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
10. Cultural care berhubungan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai. Kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk membimbing, memdukug atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang, dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11. Cultural imposition berhubungan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dilimiki oleh perawat lebih tinggi dari pada kelompok lain.

Teori transkultural keperawatan
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21,termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakinbesar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara(imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutanasuhan keperawatan.Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat,yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan.Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitumetha theory, grand theory, midle range theory dan practice theory. Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-ni90lai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau Negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriakatau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya
dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.

Element cultural assessment and strategy for multicultur in nursing practice(penilaian Elemen budaya dan strategi untuk multicultur dalam praktek keperawatan)
Acceptance by the nursing community and creating a multicultur(Penerimaan oleh komunitas keperawatan dan menciptakan sebuah multicultur)
Critical thinking in transkep
Ketika seorang perawat yang dihadapkan dengan klien yang berbeda budaya, maka perawat professional tetap memberikan asuhan keperawatan yang tinggi, demi terpenuhinya kebutuhan dasar klien tersebut. Perawat professional akan berfikir kritis dalam menangani hal tersebut. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau Negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Untuk memahami perbedaan budaya yang ada maka perawat perlu berpikir secara kritis. Dalam berpikir kritis seorang perawat harus bisa menyeleksi kebudayaan mana yang sesuai dengan kesehatan atau yang tidak menyimpang dari kesehatan. Jika perawat dapat memahami perbedaan budaya maka akan bisa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dari perawat.
Budaya shock adalah kecemasan dan perasaan (dari kejutan, disorientasi, ketidakpastian, kebingungan, dll) merasa ketika orang harus beroperasi dalam budaya yang berbeda dan tidak dikenal seperti satu mungkin terjadi di negara asing. Ini tumbuh dari kesulitan dalam asimilasi budaya baru, menyebabkan kesulitan dalam mengetahui apa yang sesuai dan apa yang tidak. Hal ini sering digabungkan dengan atau bahkan tidak suka untuk jijik (moral atau estetika) dengan aspek-aspek tertentu dari kebudayaan baru atau berbeda.

Transkep research
Transkultural Nursing Research adalah teori berdasarkan disiplin humanistik, yang dirancang untuk melayani individu, organisasi, masyarakat, dan masyarakat. Manusia perawatan/kepedulian didefinisikan dalam konteks budaya. Budaya peduli kompeten hanya dapat terjadi ketika nilai-nilai budaya perawatan dikenal dan melayani sebagai dasar untuk perawatan yang berarti. Misi Transkultural Nursing Research adalah untuk meningkatkan kualitas budaya kongruen, kompeten, dan adil peduli bahwa hasil dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan orang di seluruh dunia. Visi Transkultural Nursing Research berusaha untuk memberikan perawat dan perawatan kesehatan profesional lainnya dengan basis pengetahuan yang diperlukan untuk memastikan kompetensi dalam praktek budaya, pendidikan, penelitian, dan administrasi.
Tujuan Transkultural Nursing Research:
• Untuk memajukan kompetensi budaya untuk perawat di seluruh dunia
• Untuk memajukan beasiswa (pengetahuan substantif) dari disiplin
• Untuk mengembangkan strategi untuk advokasi perubahan sosial budaya yang kompeten untuk perawatan
• Untuk mempromosikan non-profit korporasi keuangan suara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar